KUTAI KARTANEGARA – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 2 Rudy – Seno menjumpai warga Kecamatan Muara Badak, Desa Gas Alam hari Rabu (20/11/2024) sore.
Dalam kegiatan itu juga menandai akhir dari kampanye paslon 02, Rudy – Seno di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sambutan ratusan massa dari berbagai relawan sangat tinggi untuk melihat langsung calon Gubernur (Cagub) Kaltim Rudy masa bakti 2024-2029 mendatang itu berkampanye program gratispol.
Selain menyampaikan pantun, Rudy Mas’ud berpidato terkait dengan kemendesakan transformasi eksplorasi energi fosil gas alam di Muara Badak.
Sebagaimana diketahui, sumber daya alam (sda) migas tidak dapat diperbaharui dan memiliki ketersediaan yang terbatas di masa depan. Jika terus mengandalkan migas sebagai tumpuan ekonomi, maka anak cucu di kemudian hari tidak bisa merasakannya lagi. Untuk itu diperlukan transisi energi terbarukan.
Ia juga meminta perusahaan jangan mengandalkan SDA tapi mengandalkan kemampuan sumber daya manusia.
Selain itu dalam orasinya juga menyinggung perusahaan ekstraktif nakal yang menggunakan jalan umum sebagai hauling tambang batu bara. Menurutnya tidak semestinya jalur produksi truk tambang melewati permukiman warga.
Hal lain yang ia sampaikan ialah terkait dengan minimnya Stasiun Pengisian Bakar Umum (SPBU) bersubsidi bagi nelayan pesisir, serta program sekolah gratis bagi anak-anak hingga perguruan tinggi Doktoral (S3). Sebab, APBD Kukar menyentuh angka lebih dari Rp 14 triliun.
Dengan begitu anggaran pendidikan dapat menciptakan SDM yang unggul, anak – anak Kaltim bisa mendapat pekerjaan yang layak, serta kewajiban perusahaan memprioritaskan merekrut tenaga kerja lokal.
“Kecamatan Muara Badak dikenal dengan Gas Alamnya yang berlimpah. Tapi SDA migas lambat laun akan habis, jadi kita harus bertransformasi ke arah ekonomi hijau dan ekonomi biru. Kita tidak bisa lagi mengandalkan energi fosil,” kata Rudy kepada awak media seusai kegiatan kampanye.
Sebagai informasi, Ekonomi hijau dan ekonomi biru adalah dua konsep yang bertujuan untuk menjadikan dunia lebih berkelanjutan dan setara bagi manusia dan lingkungan. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada bidang tindakan dan fokus pembangunan ekonomi:
Ekonomi hijau berfokus pada sumber daya alam daratan, dengan tujuan menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan ramah lingkungan. Prinsip-prinsip ekonomi hijau, yakni mengurangi emisi karbon, menggunakan sumber daya alam secara efisien, meningkatkan efisiensi tenaga kerja, meningkatkan keadilan sosial.
Sedangkan ekonomi biru, yakni fokus pada pengelolaan sumber daya laut, dengan tujuan mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan pelestarian ekosistem laut.
Prinsip-prinsip ekonomi biru meliputi penggunaan bahan baku alam secara efisien, tidak menyisakan limbah, memberikan dampak sosial yang luas, menggunakan sistem produksi berkelanjutan, dan mengadopsi teknologi ramah lingkungan.
Beberapa contoh kegiatan ekonomi biru di antaranya, yaitu mengembangkan energi terbarukan lepas pantai, dekarbonisasi transportasi laut, penghijauan pelabuhan, memperbarui standar alat tangkap ikan, daur ulang kapal, dan penonaktifan anjungan lepas pantai.
“Ekonomi hijau, Muara Badak punya kebun kelapa sawit yang menghasilkan TBS (Tandan Buah Segar) matang siap panen dengan harga Rp 3600/Kilogram. Karena penerimanya hanya dua pabrik dengan 1 bendera membuat persaingan usaha tidak kompetitif. Memang, membangun kelapa sawit sangatlah mahal, jadi pemerintah perlu campur tangan untuk membantu masyarakat petani sawit di Muara Badak,” tutur Rudy yang didampingi istrinya, Syarifah Suraidah.
Lebih lanjut kata Rudy yang juga terpilih sebagai Legislator Senayan Dapil Kaltim ini menyebut, masalah lain yang dihadapi nelayan adalah kesulitan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan industri.
“Tentu pemerintah harus mengambil alih untuk menyediakan BBM Subsidi untuk kebutuhan nelayan agar dapat melaut di pesisir laut Kukar,” terangnya.
Sementara itu di lokasi, Tokoh Masyarakat Achmad Djalil berharap Rudy mas’ud dapat terpilih sebagai Gubernur Kaltim, sehingga bisa menjalankan program pendidikan gratis dan kesehatan gratis.
“Program Gratispol ini sangat dibutuhkan sekali dan sangat menyentuh. Kami harap anak dan cucu kami bisa sekolah dengan gratis sampai sarjana dan bisa kuliah S3 (Doktoral) sesuai yang disampaikan pak Rudy,” ungkapnya.
Terkait pembangunan SPBU BBM bersubsidi untuk nelayan menurutnya sangat membantu sekali. Sebab menurut Achmad Djalil, BBM bersubsidi sangat sulit didapat masyarakat Muara Badak.
“Sulit sekali mendapatkan BBM subsidi. Kami harus lama mengantri hingga bermalam di SPBU,” ujarnya.
Dirinya optimistis, dengan dukungan relawan yang bergerak di akar rumput, perolehan suara Rudy – Seno di Kecamatan Muara Badak dapat diraih dengan maksimal.
“Insyaallah, kemenangan 90 persen di kecamatan Muara Badak,” tegasnya.
Komentar
Posting Komentar